Japamala umumnya terdiri dari 108 butir, ada juga para sesepuh yang
menggunakan juumlah butiran yang berbeda dalam melakukan sadhana karman
yang berbeda. Namun Maha Guru berpendapat saat ini tidak lagi demikian.
Maha Guru mengajari kita untuk merangkai japamala bisa mempergunakan
benang panca warna dengan cara memberkatinya melalui penjapaan mantra
ataupun melangkahi api (japamala atau benang perangkai yang hendak
melangkahi api, dapat dilakukan dengan cara melangkahi asap dupa atau
tungku api homa yang hampir padam, sambil menjapa mantra dan
bervisualisasi para Buddha Bodhisattva memancarkan cahaaya adhistana
dengan bemikian bengng atau japamala tersebut telah menjadi bersih).
Setiap kali menjapa maantra yang hitungannya berjumlah cukup banyak, maka perlu dibantu dengan menggunakan japamamala. Dan cara penggunaan japamala yang tepat adalah:
Setiap kali menjapa maantra yang hitungannya berjumlah cukup banyak, maka perlu dibantu dengan menggunakan japamamala. Dan cara penggunaan japamala yang tepat adalah:
- Tangan kiri sadhaka berubah menjadi Vajra Gantha,
- Tangan kanan menjadi Vajra Dorje.
- Butiran induk japamala berubah menjadi Pagoda Buddha.
- 4 butiran pemisah berubah menjadi Dewa Catur Maharajika.
- Rumbai japamala berubah menjadi tangan Buddha.
- Terlebih dahulu rentangkan japamala di depan dada.
- Bervisualisasi:
- Benang perangkai jappamala berubah menjadi lingkaran cahaya putih yang berasal dari sifat kesunyataan Vajrasattva.
- Setiap menghitung satu butiran japamala, bervisualisasi Adhinata yang dipuja muncul di depan sadhaka.