Kesaksian Bagaimana Ajaran Zhen Fo Zhong Telah Mengubah Hidup Saya
Diterjemahkan dari Majalah Purple Lotus, volume 16
Translated by Janny Chow, edited by Kartika Damayanti
=Berdasarkan pengalaman pribadi dari Siswa Ran Yu Lan, Taiwan=
Ada dua bagian cerita saya.Bagian pertama adalah cerita tentang suami saya yang dicurigai dan dituduh dalam kasus hukum, menyebabkan kami berhutang 80 juta dolar Taiwan. Cerita bagian Yang kedua adalah tentang penyakit saya sendiri; saya divonis oleh dokter menderita kanker payudara yang hanya dapat bertahan sampai tahun 2002.
Suami saya dan saya menjalankan bisnis konstruksi sampai tahun 1997.Pada tahun itu, saya didiagnosa menderita kanker payudara.
Pada tanggal 8 Agustus ’97, pada hari di mana saya menjalani operasi, perusahaan konstruksi suami saya ditutup karena tuduhan palsu yang dituduhkan terhadap dia.
Akibatnya, ia tidak hanya memiliki hutang sebesar 80 juta dolar Taiwan tapi juga ditahan.
Dalam sekejap, kami kehilangan rumah kami dan mobil kami, dan saya harus pindah ke sebuah apartemen kecil untuk tempat tinggal sementara.
Saya ingat Maha Guru pernah berkata, “Ketika ketidakkekalan datang, inilah saatnya bagi Anda untuk menghadapi takdir Anda.”
Saya berpikir, inilah kondisi yang dimaksud oleh Maha Guru.
Saya memutuskan untuk melaksanakan kata-kata Maha Guru dan tinggal di rumah setiap hari untuk bersadhana.
Ketika itu, Master Samantha (Li Hui sangshe) di Taiwan sedang membabarkan dharma.
Ketika saya mendengar bahwa Beliau akan berada di Fo Lin tong xiu hui, yang terletak di Jalan Ba De di Taiwan dan akan memberikan konsultasi, saya memutuskan untuk berkonsultasi dengan Beliau.
Saya ingin mengetahui apakah ada hikmahnya pada kondisi gelap gulita yang saat ini sedang menaungi saya. Master Samantha memberiku tugas “Pekerjaan rumah” dan berkata, “Akan ada peristiwa baik ketika Anda menyelesaikan pekerjaan rumah ini.”
at kita lakukan tidak terbatas harus dengan mengeluarkan uang.
Saat itu saya tidak memiliki uang , namun saya masih bisa bergerak dan menyumbangkan waktu dan tenaga saya untuk kegiatan amal.
Jadi, setiap hari saya mengisi keranjang belanja dengan True Buddha News dan mengelilingi lingkungan saya untuk memberikan True Buddha News tersebut untuk orang –orang yang kebetulan lewat dan orang-orang yang ada di halte bus.
Setiap hari selama satu bulan saya besadhana dan membagikan surat kabar.
Tetapi karena tanggal jatuh tempo untuk sewa apartemen bulan depan sudah mendekati, saya menyadari bahwa saya hanya memiliki 500 dollar saja, dan jumlah ini tidak cukup untuk membayar uang sewa. Saya baru saja menjalani operasi saya dan belum bisa kembali bekerja, dan suami saya saat ini sedang tidak bisa bekerja.
Pada waktu itu Master Samantha datang lagi ke vihara Zhuang Tang Yan, dan saya juga pergi untuk mendengar pembabaran Dharma Beliau.
Dalam upacara tersebut, Acharya berkata, “Jika Anda memiliki masalah, coba berdoa ke Dewa bumi (Tu Ti Kung) Zhuang Yan Tang, Beri dia beberapa tugas yang harus dilakukan.. Ia terlalu menganggur sekarang.”
Meskipun Master terkesan sedang bercanda, saya menyimpan kata-katanya dalam hati dan berdoa dengan sungguh-sungguh pada Dewa bumi di vihara Zhuang Yan Tang untuk memohon bantuan.
Dalam doa saya, saya mengatakan pada Dewa Bumi bahwa masih ada orang yang berhutang pada kami untuk proyek-proyek konstruksi yang telah kami kerjakan, namun belum dibayar.
Saya juga mengatakan bahwa saya perlu uang untuk membayar uang sewa apartemen bulan depan. Saya berdoa memohon diberi dua puluh ribu dolar, namun saya berusaha menjelaskan bahwa saya tidak serakah, Saya akan membayar tujuh ribu dolar untuk sewa dan menyumbangkan sepuluh ribu dolar Untuk vihara.
Hasilnya menakjubkan. Setelah berdoa kepada Dewa bumi, pukul 10 pagi keesokan harinya, seorang pelukis yang berutang pada kami lima puluh ribu dolar datang menemui saya dan membayar saya dua puluh ribu dolar!
Setelah membayar sewa apartemen saya, saya langsung pergi dan menyumbangkan sepuluh ribu dolar ke vihara untuk memenuhi janji saya.
Sebulan berlalu, dan tiba lagi waktu jatuh tempo sewa bulan depan. Kali ini saya berdoa kepada Dewa bumi di apartemen saya.
Saya tidak meminta terlalu banyak, tapi hanyameminta agar masalah saya ini diselesaikan.
Selama bersadhana, saya memvisualisasikan Dewa Bumi datang, dan saya menyentuh emas yang dibawa Beliau dengan lembut dengan jari saya.
Ketika telah selesai bersadhana, seorang teman menelepon saya dan menanyakanapa yang sedang saya lakukan.
Saya mengatakan kepadanya bahwa sayabaru saja selesai bermeditasi.
Dia mengatakan kepada saya bahwa ia dan teman-temannya akan memilih beberapa nomor undian dan bertanya apakah aku tertarik bergabung dengan mereka.
Karena saya tidak punya uang, saya katakan saya akan bermain dua puluh lima dolar dan menyuruhnya untuk memilih tiga angka secara acak untuk saya.
Secara menakjubkan, saya memenangkan 12.500 dolar , hal ini membuat saya mampu membayar sewa bulan kedua itu.
Selama bulan ketiga, saya mendengar bahwa Acharya Samantha berencana untuk mengadakan api homa 108 kali di Amerika Serikat atas nama Purple Lotus Buddha School.
Saya ingin sekali mendaftar untuk Upacara Api Homa tapi tidak punya uang.
Jadi sekali lagi saya berdoa untuk memohon bantuan selama sadhana saya.
Tak lama kemudian, orang lain yang berutang uang pada perusahaan kami datang untuk membayar kami.
Kali ini kami menerima sembilan puluh ribu dolar.
Saya menggunakan setengah dari jumlah uang itu, untuk mendaftar Upacara Homa.
Selama waktu –waktu ini, walaupun darah masih merembes dari luka bekas operasi saya, saya terus berusaha menyelesaikan “pekerjaan rumah” yang telah Acharya berikan pada saya, dan saya berusaha menjadi tenaga sukarelawan di vihara setempat.
Setelah selesai 108x Upacara Homa di San Francisco, Acharya datang kembali ke Taiwan.
Kali ini, di Nei Ming Tang di Hsinchu, mengadakan 7 hari ritual Jambhala Putih (Bai Chai Sen).
Saya mendaftar pada ritual tersebut dan berdoa agar suami saya akan bertemu dengan penolong untuk untuk membantunya.
Sekali lagi, mujizat terjadi.
Begitu saya pulang ke rumah setelah upacara, saya menerima telepon.
Meskipun kami masih memiliki hutang pada waktu itu, orang yang menelpon ini ingin suami saya untuk mengerjakan sebuah proyek yang akan membayar kami lebih dari dua puluh ribu dolar.
Setelah proyek itu, ia juga ingin kami untuk bekerja pada proyek perluasan pabriknya yang akan memberikan kami lebih dari 3 juta dolar.
Sampai sekarang, suami saya telah mampu melunasi seluruh utangnya.
Pada tahun 1997, saya awalnya divonis mengidap tumor tiroid.Pada tahun selanjutnya, saya divonis menderita kanker payudara. Pada tahun 2001, kanker telah menjalar ke tulang-tulangku.
Dokter mengatakan kepada saya bahwa operasi tidak akan membantu pada tahap ini, dan kemoterapi merupakan satu-satunya pilihan.
Tetapi bahkan dengan kemoterapi, tidak ada jaminan bahwa saya akan sembuh.
Saya bertanya dokter berapa lama lagi saya dapat bertahan hidup, dan ia menjawab bahwa saya akan memiliki waktu sekitar tujuh belas bulan.
Pada waktu itu, saya pikir hidup saya sudah akan berakhir. Jika saya memeriksakan diri ke rumah sakit untuk pengobatan kemo, saya tidak akan dapat melanjutkan latihan dan sadhana saya.
Jadi saya memutuskan untuk tidak menjalani kemoterapi dan memilih untuk terapi radiasi berkala untuk menghilangkan rasa sakit saya.
Sementara kebanyakan orang bekerja delapan jam sehari di kantor, saya berlatih dan bermeditasi delapan jam sehari di rumah.
Pada akhir tahun 2001, Maha Guru muncul dalam mimpi saya dan memberkati saya.
Meskipun hanya dalam mimpi, namun saya masih bisa merasakan energi yang berkesinambungan dari pemberkatan Maha Guru pada seluruh tubuh saya ketika saya terbangun.
Tahun lalu, kanker di tulang saya menyebar ke tulang leher saya.
Saya harus menjalani rawat inap di rumah sakit.
Selama saya berada di rumah sakit, Maha Guru juga datang dalam mimpi saya untuk memberkati saya.
Sekitar bulan April dan Mei, satu bulan dari tenggat waktu yang diberikan , dokter memberi tahu saya, bahwa radiasi tidak lagi efektif dalam menghilangkan rasa sakit saya.
Saya memutuskan untuk melepaskan pengobatan radiasi dan pulang ke rumah untuk fokus pada meditasi dan sadhana saya untuk lebih mempersiapkan diri untuk terlahir di Sukhavati Loka.
Setelah tiba di rumah, saya mengunjungi seorang saudari sedharma, yang juga merupakan seorang medium, untuk berterima kasih atas bantuannya ketika saya berada di rumah sakit.
Sementara kami mengobrol, Maha Guru tiba-tiba datang dan melalui saudari sedharma itu, Maha Guru memberkati segelas air untuk saya minum.
Maha Guru juga mengatakan kepada saya melalui saudhari sedharma itu bahwa jika saya tidak lagi melakukan terapi radiasi, maka saya harus memanjatkan Sumpah Agung Ksitigarbha setiap hari dan juga bersadhana setiap hari.
Saya mengikuti petunjuk dari Maha guru dan menjapa sutra dan bermeditasi setiap hari.
Setelah itu, setiap hari saya memanjatkan Sutra Ksitigarbha , Usnisavijaya Dharani, serta bersadhana , dan melimpahkan jasa pahalanya untuk Mula Guru dan roh-roh penagih hutang saya.
Meskipun saya telah melakukan sadhana pertobatan setiap hari selama beberapa waktu, hanya pada saat itulah saya belajar untuk benar-benar bertobat dari hati saya.
Pada saat itu, kanker telah menyebar ke panggul saya.Dan setiap setengah jam selama latihan, saya harus beristirahat, karena rasa sakit tidak akan mengizinkan saya untuk terus duduk.
Namun demikian, saya masih menganggap diriku sangat beruntung dalam keadaan seperti itu.
Setidaknya saya tidak terbaring di tempat tidur dalam keadaan koma seperti pasien kanker lain pada umunya, dan saya masih dapat menggerak kan bibir saya untuk menjapa mantra.
Saya bertekad untuk menggunakan dengan baik waktu yang tersisa bagi saya.
Setiap kali saya punya waktu luang, saya akan bermeditasi dan melafalkan mantra dan sutra
Saya berlatih dengan sungguh-sungguh, dan, yang mengejutkan, rasa sakit yang saya derita >mereda tujuh hari kemudian.
Setelah itu, saya terus berlatih dengan tekun, dan rasa sakit itu pun menghilang.
Dokter yang menangani saya sangat terkejut dengan ini.
Presentase tumor saya semula lima puluh tujuh persen, tapi menurun menjadi tiga puluh tujuh, dan saat ini menjadi tujuh belas persen.
Saya telah menyadari bahwa sebagai manusia, melatih diri adalah hal yang paling penting yang dapat Anda lakukan.
Ketika Anda mati, Anda akan kehilangan segalanya di dunia ini.
Satu-satunya yang Anda bawa serta dengan Anda adalah karma Anda.
Selama saya menderita sakit, beberapa anggota keluarga saya dan teman-teman saya mengkritik saya , hal ini membuat saya marah dan membenci mereka.
Tapi saya harus menyadari bahwa kejadian ini terjadi karena suatu sebab.
Saya sangat bersyukur pada arwah penagih hutang saya, sebab dialah yang mengajari saya.
Ketika saya bertobat dan memintanya untuk mengampuni saya, adalah dia yang telah berkata kepadaku, “Kau ingin saya mengampuni Anda, tetapi Anda tidak mau mengampuni orang lain. Bisakah? Anda harus terlebih dahulu belajar untuk memaafkan sebelum Anda memiliki hak untuk meminta orang lain memaafkan Anda. “
Dia telah mengajarkan saya ini. Jika Anda tidak dapat mengampuni orang lain, maka bukankah Anda kelak akan menjadi arwah penagih hutang lainnya?
Oleh karena itu, hanya pertobatan tulus dari hati Anda akan membebaskan Anda dari semua rasa sakit dan penderitaan.
Maha guru telah menulis kata-kata berikut dalam jawabannya pada surat saya: “Hanya sebuah kebijaksanaan yang tidak terganggu oleh keadaan apapun akan melahirkan keberuntungan dan berkat.”
Penyakit saya telah memberikan saya kesempatan terbaik untuk belajar.
Tanpa cobaan dan penderitaan, saya tidak akan berlatih dan bermeditasi begitu keras dan begitu tekun, dan saya tidak akan memperoleh realisasi ini.
Maha Guru telah mengatakan bahwa berlatih adalah untuk belajar tentang kesabaran dan ketahanan.
Ketika Anda dapat duduk dengan tenang dan melebur ke dalam satu sesi latihan (sadhana dan meditasi), Anda benar-benar belajar untuk mengendalikan pikiran Anda.
Hal lain yang penting untuk dilakukan adalah untuk mengakui kesalahan diri sendiri dan benar-benar bertobat. Periksa berbagai pikiran, baik atau buruk, yang muncul dalam pikiran Anda, dan berusaha menyesuaikan dan memperbaikinya. Hal ini tidak mudah dilakukan, tetapi kita tidak boleh menyerah , pada setiap kesempatan untuk melatih dan mengubah diri kita sendiri.
Hidup ini sangat singkatSaya harap cerita saya akan membantu orang lain memahami dan menghargai berharganya ajaran dari Zhen Fo Zhong.
Om Guru Lian Shen siddhi Hum.
Diceritakan oleh Lian Hua Yu Lan,
Diterbitkan oleh Majalah Purple Lotus volume 16.
Sumber : http://vincentspirit.blogspot.com/2011/12/dewa-bumi-pemberi-hoki-nasib-manusia.html