Wednesday, January 25, 2012

Deterjen Matic Vs Deterjen Biasa

 

Mesin cuci top load ada yang memiliki dua tabung (satu untuk mencuci dan membilas, satu lagi untuk mengeringkan), ada pula yang satu tabung (untuk mencuci, membilas, sekaligus mengeringkan) atau disebut juga mesin cuci otomatis. Sedangkan tipe front load semuanya berupa mesin cuci otomatis satu tabung.

Pada mesin cuci dua tabung (semi otomatis) yang satu ini paling banyak dipakai, deterjen yang digunakan serupa dengan deterjen dalam proses mencuci secara tradisional. Tapi, belakangan orang kian banyak beralih ke mesin cuci otomatis karena jauh lebih praktis dan efisien. Pada mesin cuci ini, terlebih yang front load, kita memerlukan deterjen berbeda supaya hasil cucian lebih optimal.

Menurut survey PT. Unilever Indonesia Tbk, produsen sejumlah produk toiletris termasuk deterjen, sekitar 17 juta rumah tangga (dari total 55 juta rumah tangga) di Indonesia sudah menggunakan mesin cuci. Tapi, dari jumlah 87,7 persen masih memakai deterjen biasa. "Padahal, beda jenis mesin cuci, beda pula jenis deterjennya", kata Indriati Lim, Brand Building Rinso, salah satu merek deterjen produksi Unilever, saat launching produk baru Rinso Matic untuk mesin cuci otomatis di Jakarta awal Maret 2011. "Karena itu kita perlu melakukan edukasi," lanjutnya menjelaskan alasan Unilever mengajak enam pabrikan mesin cuci (Electrolux, Toshiba, Panasonic, Samsung, Sanyo, Sharp) dalam launching itu.


Rendah Busa

Haryono Simon, General Manager PT Electrolux Indonesia, menjelaskan, setiap jenis mesin cuci memiliki putaran tabung yang berbeda. Tipe top load putarannya vertikal pada satu poros, tipe front load horizontal seperti roda. "Penting mengetahui perawatan setiap tipe mesin cuci itu. Salah satunya dengan menggunakan deterjen khusus mesin cuci (deterjen matic)," katanya.

Deterjen matic dirancang rendah busa (low foam) tapi dengan formulasi konsentrat dua kali deterjen biasa. Penggunaannya lebih irit dibanding deterjen biasa tapi lebih efektif membersihkan pakaian. Deterjen rendah busa diperlukan untuk mencegah gangguan mekanisme dan sensor-sensor mesin cuci otomatis. Endapan busa juga bisa memicu kerak pada tabungnya yang memperpendek usia pakainya. Mesin cuci semi otomatis tidak memiliki sensor macam-macam. Jadi, tidak soal menggunakan deterjen biasa berbusa banyak.



Pendapat serupa diutarakan Joanna Elizabeth, Product Manager PT Sayap Mas Utama, produsen So Klin Bio Matic. " Deterjen matic ini bukan sekedar rendah busa, tapi formulasinya juga dibuat lebih optimal. Mesin cuci otomatis itu hanya sekali bilas. Dengan deterjen khusus, cucian langsung bersih. Selain itu lebih bagus untuk lingkungan karena hanya sedikit busa yang mesti diurai," tuturnya.

Ia menambahkan, selama ini terjadi salah kaprah terhadap deterjen. Orang menganggap deterjen dengan banyak busa akan membuat cucian lebih bersih. "Padahal, tidak ada hubungan antara banyaknya busa dan kebersihan cucian. Deterjen akan bekerja optimal bila bertemu dengan air sebagai aktifatornya. Busa itu hanya efek atau reaksi kimia ketika deterjen bercampur dengan air," jelasnya. Harga deterjen matic memang lebih mahal, tapi penggunaannya hanya separuh deterjen biasa sehingga selisih biayanya tidak banyak. Harga Rinso Matic Top Load misalnya, Rp20 ribu/kg, Rinso Matic front load Rp27 ribu, dan So Klin Bio Matic Rp21 ribu.





DIRENDAM DULU

Mencuci dengan cara apapun sebaiknya pakaian direndam dulu sebelum dicuci. Dengan direndam, deterjen akan meresap ke dalam serat kain yang mempermudah pembersihan atau pelepasan nodanya. Deterjen yang bagus memiliki kemampuan anti redeposisi; kotoran yang sudah lepas tidak akan menempel lagi pada pakaian. Bahkan, sisa air rendaman bisa digunakan lagi untuk merendam pakaian kotor lainnya. TInggal mengurangi volume pakaian kedua dibanding volume rendaman pertama.

Deterjen matic dapat juga dipakai untuk mencuci dengan tangan. Pembilasannya bisa lebih cepat. Masalahnya, pada pencucian tradisional busa yang banyak dibutuhkan sebagai bantalan agar tangan tidak terlalu sakit saat mengucek. Itu sebabnya beberapa produsen tetap menawarkan deterjen yang banyak berbusa, selain untuk mensiasati kemauan pasar yang terlanjur salah kaprah tadi soal busa deterjen.


Sumber : Majalah housingestate Vol. VII - No. 82 - Juni 2011 (halaman 76)
Source :  http://meisyaota.blogspot.com/2011/06/deterjen-matic-vs-deterjen-biasa.html